Skip to main content

Letter to Khema (1)

Dear Khema, 

It was such a pleasure time to be able to meet you. It's been too long since our last endevours. Surprisingly, I miss you from time to time. I know we've never been that close, but turns out your presence is strongly impacting my life. 

It was so nice to be able to see your face. You look so ... peaceful? You just look so different. You looked happier and I AM happy for you. Although, to be honest, I was kinda envy that, too. 

Your words kinda stuck in my head for a while, you said that life is easier without money. Then you laughed .. and I know that you're so sincere with your words. For that, I was jealous. 

I wish my life was simpler. Not worrying about money, about carreer, about "what's next". 

Oh, Khema .. 

Life is such a battleship, now. 

I wish I could told you more about it. I really missed our long conversation. Remember those days, when I can suddenly come to your room and we'd go somewhere, just us two. I miss a friend like you. Who always listen and never (ever) judge me for being the loud me. I miss how I can easily vent. 

And now, sometimes I wish I could have the life you chose. 

Khema, would you mind if I'm writing to you from time to time? I just feel so lost and lonely. I don't know where should I go and talk to. 

You don't have to reply, Khema. I just need to talk. I just need someone to listen.


Yours, 

Gita

Comments

Popular posts from this blog

akhirnya, aku yang pergi ...

Pagi itu, tepat pukul 8 pagi. Waktu yang ia janjikan untuk pergi menunaikan kewajiban kami setiap minggu. Aku sudah sampai di depan rumahnya. Ada 3 mobil terparkir di halaman rumahnya, pasti itu milik teman-temannya, yang aku asumsikan telah menginap di rumahnya semalaman ini. Tidak heran kalau telepon selularnya tidak ia angkat. Aku beranjak menuju pintu depan dan dengan mudah aku bisa masuk ke dalamnya. Ternyata tidak terkunci. Aku masuk kedalam dan melihat sebuah pemandangan yang sudah kuperkirakan sebelumnya. Sebuah transformasi dari sebuah rumah mewah bergaya minimalis, hasil keringatnya sendiri, menjadi sebuah kapal pecah yang penuh dengan laki-laki yang tertidur topless dan berbau alkohol. Aku tidak bisa menemukan dirinya di ruang tamu itu, kuasumsikan ia ada di kamarnya. Selama beberapa saat, pikiranku cukup melayang menuju beberapa tahun terakhir ini .. Rian Suhandi. Kakak kelasku yang aku kenal ketika aku baru saja memasuki sebuah perguruan tinggi swasta di kota bunga itu. A

malem minggu kutemukan sebuah tempat enak di jogja

one important note : saia sedang tidak promosi tempat . so, here i am . at 8 :56 p.m at Coffee Break on Jakal. wirh two of my BFF and my lovely ridiculous boyfriend. (he is such a mess, love him so, though. hehehe.) tempatnya enak banget, another cozzy place yg pasti bakal gw sering datengin. nothing special sih. just an ordinary coffee shop. tapi sofa-sofa besarnya, tempatnya yang dingin and cozzy, plus ditambah banyak buku-buku dengan penerangan yang cukup untuk membaca dan belajar pastinya. membuat gw teringat dengan kofie pot , bogor. membuat gw teringat dengan sohib gw yg sekarang dah gag pernah menengok gw lagi. membuat gw teringat jaman-jaman SMA yang bolos sekolahnya ke cafe. membuat gw pengen sendirian disini dan menikmati kesunyian. hahaha. tapi, walopun gw gag sendirian malem ini, gw senenk karena gw ditemenin orang-orang tersayank di malam minggu. ngebuat gw gag merasa sepi dan gag terkurung di ruangan 2x3 itu terus (baca : kamar kost). dan entah bagaimana, tiba-tiba kebia

You are needed on the bench !

"Coba, kapan kita pernah menang waktu timnya nggak lengkap?" - x Pernah melihat film? Pasti di sebuah film atau di suatu cerita akan ada seorang atau beberapa pemeran utama dan ada beberapa pemeran figuran. Figuran memang terkadang hanya menjadi orang yang hanya muncul sesaat bahkan terkesan tidak berarti. Tetapi coba dibayangkan kalau sebuah film hanya terdiri dari beberapa pemeran utama tanpa adanya figuran sama sekali. Bukankah film atau cerita itu malah menjadi tidak apik? Sama seperti hidup. Kita adalah hero-pemeran utama dalam cerita hidup kita sendiri. Namun, memang terkadang tidak di semua kisah hidup yang kita alami kita dapat menjadi yang paling unggul, paling diandalkan, atau mungkin paling dielu-elukan. Tetapi, bukan berarti menjadi seorang figuran dalam sebuah scene kehidupan membuat peran kita menjadi tidak penting. Sama halnya dalam sebuah tim. Pasti ada orang-orang yang terlihat begitu menonjol. Keren, begitulah istilah yang digunakan para perempuan dalam meny