Skip to main content

The Last One

Ia menegak habis isapan bir itu. 

Sudah gelas kedua dan ia belum merasa untuk berhenti. Entah sudah ada minuman apa lagi yang sebelumnya ia teguk. 

Tangannya bergerak memanggil pelayan untuk meminta gelas tambahan, tetapi secara halus aku menghalanginya. 

"Stop," kataku lirih. 

Ia hanya menatap tajam. Belum pernah aku lihat dia semarah itu. 

Ia hanya menarik nafas panjang dan tak berkata apa-apa. Sesekali bibirnya bergerak, seperti ingin menggerutu tetapi yang keluar dari bibirnya hanyalah hembusan angin yang panjang. 

Aku belum pernah melihatnya menegak alkohol dan tidak kusangka efeknya membuat ia semakin sekaku ini. Ia duduk dengan lebih tegap tetapi dengan wajah yang ia tundukkan. Ia marah .. atau ia ingin marah. Untuk itu, aku masih kurang paham. 

"Kenapa?" tanyanya perlahan. Ada keraguan ketika ia membuka suaranya. Suaranya bergetar, entah menahan marah atau ia ragu bahwa itu adalah pertanyaan yang tepat. 

Aku menghela napas. Untuk beberapa detik aku melihat wajahmu memandangiku dengan tegang. 

Aku selalu percaya bahwa jika kamu tidak ingin mengetahui jawabannya, jangan tanyakan pertanyaannya. Dan .. untuk kali ini, aku yakin ia tidak ingin tahu. 

Lidah ini terasa kelu ketika aku berusaha menjawab. Mungkin karena aku belum merangkai kalimat yang tepat atas pertanyaan ini. Atau, mungkin karena aku juga masih belum tahu apa jawabannya. 

Aku hanya tahu, bahwa aku ingin berhenti. Bahwa malam-malam yang sudah dilalui kemarin, bukanlah yang seharusnya. Bahwa aku tidak sanggup untuk tercabik setiap malam untuk berpisah dengannya dan betapa pengecutnya aku untuk lebih memilih untuk pergi ... dibandingkan menunggu. 

Karena kita sudah tidak sanggup lagi untuk bersembunyi. Bermain dengan asap yang seharusnya tidak pernah kita buat. Untuk mengenyahkan kata cinta .. Akh cinta .. Aku bahkan tidak yakin ia mencintaiku. Mungkin itu semua hanya di kepalaku. 

Tapi, hari ini ia begitu marah. 

"Aku nggak mau," sahutnya lagi. Lalu ia berbalik ke arahku. Menatap wajahku dalam. Aku tidak bisa mengelak lagi untuk tidak tenggelam dalam lautan matanya. Untuk tidak merasa luluh dengan wajahnya. Untuk tidak merasa beku dan kelu di hadapannya. 

It's not about what you want. It is what you're suppose to do to make this right. 

Aku menggeruti dalam hati. Akh .. mengapa tidak bisa aku keluarkan semua dihadapannya. Selalu saja di depannya, aku bagaikan batu. Di hadapannya, semua kekuatanku seperti runtuh .. gugur. 

Ia bagaikan gravitasi yang senantiasa menarikku ke bawah, mengenyahkan pikiranku yang merasa bahwa aku bisa terbang. Ia adalah gravitasi, yang menahanku untuk bisa berkelana. Yang selalu berada disepanjang hariku .. menahanku untuk tidak beranjak. 

Dan untuk sepersekian waktu, ingin rasanya aku tidak bernapas. Karena bernapas hanya akan semakin menyesakkan paru-paruku. 

Lalu, hanya dengan sebuah tarikan, ia menarik wajahku dan membenamkannya di tubuhnya. Bibirnya menyapu bibirku. Aneh, ada bau alkohol yang aku benci. Tetapi, bibirnya begitu lembut. 

Aku ingin dia melepaskanku .. namun bahkan, dengan kesadaranku, aku enggan mendorongnya menjauh. 

Pelukannya merenggang .. dengan sebuah sentuhan lembut, ia membelai rambutku, "I will see you here, tomorrow. Yes?

Lalu ia bangkit, berbalik dan berjalan pergi. 

Tubuhnya masih tegap dan aku tahu ia mengepalkan tangannya. Menahannya untuk bergetar. 

.. dan kususul ia untuk keluar dari tempat ini. Melihat punggungnya yang mulai menjauh. "Esok tidak akan ada, sayang." dan kulambaikan tanganku ke arah punggungnya yang menjauh.

Comments

Popular posts from this blog

a new beginning of friday night

finally . gw memulai resolusi tahun baru gw dengan lebih awal . yeph . gw berencana untuk kembali menulis lagi taun depan. 'moga-moga beneran bisa berjalan lancar' (cross finger!) yah . akhirnya di jumat malem ini, gw tiba-tiba dapet smangat baru . so here i am . at momento cafe with my boy, and other boy friends gw mulai sign up lg buat blog baru dgn harapan gw bisa kembali menjelajahi sisi terdalam gw buat nulis. whatever it sound . hehehe . smangad banget hr ni, padahal sebenernya gw capek bgt . blom da ksempatan bwat plg . blom ada waktu bwat tidur siang . 'haha. realii a keboo!' tapi senenk bgt drtd ngomongin masa-masa depan gw yg bakal gw laluin dengan hectic . weird?! yeph. karena gw lbh suka sibuk dibanding gw harus terpuruk dalam kesendirian dan ke-non-gawean . it drives me nuts ! so . one of the dream for next year . one project . masdha carnival 'bangkit dan bersuara' haha ! smoga sukses kawan-kawan . ayo kita bangkit dan bersuara bersama . it's ...

A new perspective

Someone once told me that there is nothing wrong with changes. He said that it would give me new perspective. He said, with me being away, it would makes me appreciate the thing that I had before. And yes, sure, Lately, I have been feeling it to be true. To be away with the things that I used to hold on - makes me realize that I have been spoiled. And now, I need to learn how to survive. To learn how to be brave again. And, sometimes, inevitably -- learning how to be OK with the sound of nothingness. Of course, once in a while, I envy those people who are still surrounded by luxury things. Obviously, I would constantly complain about the absence of my old routine. And, also sometimes, I would try to run away -- find the best escape route, just to get rid of the pain. How I hate changes. I wish some things were just stay the same -- forever. But then, I won't ever learn how to fly higher. I won't grow. But then, I also kind of asking my self, ... do I real...

Mimpi saya untuk mereka - penolong skripsi saya!

Beberapa hari belakangan ini, saya jadi teringat komentar teman-teman atau orang-orang yang bertanya tentang tugas akhir saya. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sangat klise dan bisa saya jawab apa adanya. Karena penelitian saya berhubungan dengan orang Tunarungu, dan ternyata pas nya lagi, di try out saya yang (Alhamdulilah) ke-tiga kalinya, saya diminta untuk ganti metode sama dosen pembimbing saya. Pada awalnya, cara saya mengambil data adalah dengan metode survei dengan mengisi skala/kuestioner, lalu, karena data saya tak kunjung valid, dosen pembimbing saya yang pantang menyerah dengan penelitian saya, mengusulkan saya untuk mengambil metode wawancara untuk mengambil data. http://maxcdn.fooyoh.com Pertanyaannya adalah: "Bagaimana cara mewawancara mereka?" Pertanyaan itu sering sekali ditanyakan oleh orang-orang yang tahu mengenai seluk-beluk skripsi saya. Ada yang keheranan, ada yang merasa itu cukup mustahil, ada yang merasa saya ini becanda, atau bahkan a...