Perempuan itu terdiam. Langkahnya terhenti dengan segera. Nafasnya tersengal-sengal, seperti seorang pelari maraton yang baru mencapai finish. Tetapi, perempuan itu belum berlari, berjalan pun hanya sesaat.
Ia terdiam.
Tercekat sambil mengelus dadanya. Mencoba untuk merapikan kembali barisan nafas yang sulit untuk kembali diatur.
Perempuan itu mencoba untuk meraih pegangan jalan yang ada di sampingnya.
'Jangan!'
Pekik perempuan itu dalam hati.
Seribu doa ia panjatkan di dalam hatinya. Mencoba untuk menguatkan tubuhnya sendiri dari serbuan bayangan gelap yang mencoba untuk meraih kesadarannya.
'Tidak sekarang.'
Katanya lagi pada dirinya sendiri.
Perlahan ia mulai kembali membuka nafasnya, mencoba untuk meraih kesadarannya yang hampir terenggut, kembali berusaha untuk melangkahkan kakinya kembali. Perempuan itu menarik nafas panjang.
Perempuan itu bangkit. Menyunggingkan sebuah senyum sinis yang masih terlihat manis.
'Aku menang.'
Perempuan itu tersenyum atas rasa sakit itu. Puas akan kesadaran yang telah ia dapatkan kembali.
Namun, rasa sakit yang menusuk dadanya semakin lama semakin meronta untuk diperhatikan. Perempuan itu tidak perduli. Diusirnya jauh-jauh bayangan hitam yang semakin gencar mengejarnya. Perempuan itu kini mulai berlari.
Jauh .. jauh ..
'Persetan dengan sakit ini.'
Teriak perempuan itu dengan lantang.
Hidupnya tidak akan berakhir disini, di tempat ini.
Ia terdiam.
Tercekat sambil mengelus dadanya. Mencoba untuk merapikan kembali barisan nafas yang sulit untuk kembali diatur.
Perempuan itu mencoba untuk meraih pegangan jalan yang ada di sampingnya.
'Jangan!'
Pekik perempuan itu dalam hati.
Seribu doa ia panjatkan di dalam hatinya. Mencoba untuk menguatkan tubuhnya sendiri dari serbuan bayangan gelap yang mencoba untuk meraih kesadarannya.
'Tidak sekarang.'
Katanya lagi pada dirinya sendiri.
Perlahan ia mulai kembali membuka nafasnya, mencoba untuk meraih kesadarannya yang hampir terenggut, kembali berusaha untuk melangkahkan kakinya kembali. Perempuan itu menarik nafas panjang.
Perempuan itu bangkit. Menyunggingkan sebuah senyum sinis yang masih terlihat manis.
'Aku menang.'
Perempuan itu tersenyum atas rasa sakit itu. Puas akan kesadaran yang telah ia dapatkan kembali.
Namun, rasa sakit yang menusuk dadanya semakin lama semakin meronta untuk diperhatikan. Perempuan itu tidak perduli. Diusirnya jauh-jauh bayangan hitam yang semakin gencar mengejarnya. Perempuan itu kini mulai berlari.
Jauh .. jauh ..
'Persetan dengan sakit ini.'
Teriak perempuan itu dengan lantang.
Hidupnya tidak akan berakhir disini, di tempat ini.
Comments
Post a Comment