Skip to main content

A Letter to God

Dear God,

I know that you're there. Somewhere up above. A place where no one can see you. (Don't you think it's a little bit selfish, because you can see all of us down here while we can't even seen you for a second?) But well, based by some irrational thinking, we, human, still believe that you are exist. And that's why we called it as faith.

For me, I have a strong believe in you. I do believe that you are exist, even my rational mind always tells me different. I can't see you there because I know that you are not there, because you are here, inside of me.

So God, if you really are the all mighty, the great one, the one who can create anything in this world, I have a question for you. Just one question.

Why did you make difference?

Well, people said that being different is good. Differences is beautiful. But is it so?

Because what I see right now is differences make the world unpeace. Because of the differences between people, people will easily get mad and crash each other.
So, we can't say that the world is beautiful anymore because of the differences, right? Because the fact told me that differences won't complete us, but it will againts us.

One thing that really makes me sad is about the differences sight of searching for you, God.

In my world, in my little piece of world, I was forced to choose you as one of my believe in a certain way. Why does it have to be like that? Is there any God besides you? If it's not, why is there so many route that we have to choose just to talk to you? Why do I have to choose one of them? Why do I have to lie to people that I met about what I believe just to make them feel that I'm not different from them?

Can you please answer it God?

Because now, I've been through this whole journey looking for the right track just to get to know you better, but still, it doesn't seem to be good enough for them.

p.s. : listen to this song while reading this post . ^_^

Comments

  1. Hi..
    Your Writing is very nice ! :D
    I love this one :)

    Btw, if you have a time, I will so happy if you visit my blog.. great-personality.blogspot.com
    Thank you :)

    Best regards,
    Merry :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

akhirnya, aku yang pergi ...

Pagi itu, tepat pukul 8 pagi. Waktu yang ia janjikan untuk pergi menunaikan kewajiban kami setiap minggu. Aku sudah sampai di depan rumahnya. Ada 3 mobil terparkir di halaman rumahnya, pasti itu milik teman-temannya, yang aku asumsikan telah menginap di rumahnya semalaman ini. Tidak heran kalau telepon selularnya tidak ia angkat. Aku beranjak menuju pintu depan dan dengan mudah aku bisa masuk ke dalamnya. Ternyata tidak terkunci. Aku masuk kedalam dan melihat sebuah pemandangan yang sudah kuperkirakan sebelumnya. Sebuah transformasi dari sebuah rumah mewah bergaya minimalis, hasil keringatnya sendiri, menjadi sebuah kapal pecah yang penuh dengan laki-laki yang tertidur topless dan berbau alkohol. Aku tidak bisa menemukan dirinya di ruang tamu itu, kuasumsikan ia ada di kamarnya. Selama beberapa saat, pikiranku cukup melayang menuju beberapa tahun terakhir ini .. Rian Suhandi. Kakak kelasku yang aku kenal ketika aku baru saja memasuki sebuah perguruan tinggi swasta di kota bunga itu. A...

Question of Life (?)

Sehabis berbincang-bincang dengan seorang teman, saya kemudian berpikir akan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali menjadi acuan akan jalan hidup seseorang. Pernah ada orang yang berkata pada saya kalau hidup seseorang itu dirancang hanya untuk mengikuti jalur yang sudah ada, yang kemudian menjadi tuntunan orang-orang untuk berani lancang bertanya pada orang lain akan hal-hal yang harusnya terjadi pada orang tersebut. "Mau kuliah dimana?" Pertanyaan pertama yang mulai saya dapatkan ketika saya berhasil lulus SMA. Pertanyaan yang seakan-akan memberi sejuta ton pemberat untuk hidup saya karena seolah-olah saya harus masuk ke perguruan tinggi terbaik di dunia. "Kapan lulus?" Pertanyaan retorik basa-basi yang akan selalu ditanyakan semua orang melihat angka semester saya yang sudah semakin membengkak. Yang pada akhirnya menuntun saya pada masa-masa jatuh-bangun. Membuat saya hanya terpacu untuk cepat keluar dari tempat itu, membuktikan bahwa saya berhasil ...

My RainMan

Untuk aku dan dia, hujan adalah segalanya. Hujan adalah sebuah mediator yang membuat aku dan dia bertemu. Ketika hujan turun, aku akan selalu berlari menuju ke luar rumahku dan mencoba untuk merasakan setiap tetesannya berjatuhan di telapak tanganku. Berbeda dengan dia yang dengan santai berjalan dengan elok di bawah guyurannya. Untukku, itu terlalu memakan resiko, resiko kalau esok hari aku harus tetap berada di bawah selimut karena virus influenza yang gemar sekali mendatangi tubuh mungilku. Dan hujan .. membuat semuanya menjadi mustahil bagiku. Sebuah keajaiban kecil yang Tuhan beri untuk umatnya dan secara random meluncur ke hadapanku. Aku memanggilnya rainman, karena setiap kali aku bertemu dengannya hujan pasti akan turun. Terlepas dari prakiraan cuaca yang men- judge kampung halamanku ini sebagai kota hujan, hujan pasti akan selalu turun ketika ia ada. Pasti. "Kamu nggak bawa payung lagi?" tanyaku klise ketika ia berdiri di depan rumahku. "Ngg...