Skip to main content

Going to China - Shenyang & Changchun

29 Desember 2013 & 30 Desember 2013

Kamis sampai di kota Shenyang. Ada 2 tempat besar yang kami kunjungi, pertama adalah the Imperial Palace dan keesokannya kami mengunjungi the North Tomb.



Hanya sedikit orang yang tahu bahwa terdapat dua istana di China. Yang pertama jelas yang paling besar di Beijing, yaitu the Forbidden City. Tetapi, ternyata di kota Shenyang itu sendiri ada juga istana yang hanya dipakai oleh dua raja, yang mana saya lupa, dan memang lebih kecil dibandingkan yang ada di Beijing. Walau demikian, menurut local guide kami, kurang lebih bentuk dari istana tersebut mirip.

Di kota Shenyang, juga terdapat makam raja, seperti di Imogiri begitu. Sayangnya, kami hanya dapat masuk ke bagian-bagian luarnya saja dan tidak pernah melihat bentuk dari makamnya seperti apa. But still, the architecture and the building are great!

Setelah itu, pada siang harinya, kami berangkat lagi menuju kota selanjutnya, yakni Changchun.

31 Desember 2013
Kami berjalan-jalan di kota Changchun, lebih tepatnya kami mengunjungi Jingyuetan National Forest Park. Di taman besar tersebut, terdapat sebuah danau yang setiap musim dingin akan membeku dan kemudian akan dibentuk menjadi sebuah pusat permainan musim dingin yang luar biasa. Dalam kegiatan tersebut, kami bisa mengikuti 4 permainan secara paket (yang notabene harus nambah biaya lagi sekitar Rp 500.000) 

 - permainan semacam go-cart tapi di atas salju yang lumayan kenceng dan bikin Mama masuk angin -

 - naik sepeda di atas es yang sumpah susah banget dan beberapa kali bikin saya nyungsep - 

 - dog sleigh , yang pura-puraan doank karena sebenernya kita didorong orang bukan ditarik sama anjingnya karena anjingnya aja cuma 1 -

- horse sleigh yang semacam naik delman gitu deh -

One important note! Setiap kali kita naik wahana tersebut, pasti orang-orang yang mendampingi kita akan menawarkan jasa motret dan sebagainya dengan imbalan tips. Nggak jarang juga mereka minta tips berupa uang dari negara kita sendiri, jadi kalo cuma dikasih goceng juga mereka nggak ngerti. Buat suvenir aja katanya, atau kalo lagi memelas, katanya sih buat ngasih makan binatang-binatang tersebut, which I'm fine!

Setelah dari tempat tersebut, kami mengunjungi The Puppet Palace. Pasti yang dipikir adalah istana boneka dan sebagainya, well.. salah! Tempat tersebut adalah istana raja terakhir China, Puyi, ketika dia menjadi raja 'puppet' yang dibuat oleh Jepang. It's a tragic story. The palace itself is quite modern dibandingkan dengan the Imperial Palace. Sayangnya, ketika kami sampai di tempat ini, Mama lupa menaruh kamera digital kami, dan kami pikir kamera tersebut hilang. Jadi, kami nggak mengambil banyak foto di tempat tersebut. Dan ... ternyata kamera tersebut ada di dalam tas, di bagian yang gak diperiksa oleh Mama. Well, we have several pictures though ..




At night, of course it was New Year's Eve .. dan tour guide kami yang baik menawarkan untuk melakukan acara tuker kado di hotel karena di sekitar kota tidak ada perayaan apa-apa. Dengar-dengar dari local guide kami disana, orang-orang di China memang tidak merayakan tahun baru pada tanggal 1 Januari, tetapi mereka lebih merayakan Chinese New Year, atau Imlek dnegan Spring Festival yang luar biasa keren. 

So, we made our own party!


I got a bottle of wine! Let's get drunk!

Comments

Popular posts from this blog

a new beginning of friday night

finally . gw memulai resolusi tahun baru gw dengan lebih awal . yeph . gw berencana untuk kembali menulis lagi taun depan. 'moga-moga beneran bisa berjalan lancar' (cross finger!) yah . akhirnya di jumat malem ini, gw tiba-tiba dapet smangat baru . so here i am . at momento cafe with my boy, and other boy friends gw mulai sign up lg buat blog baru dgn harapan gw bisa kembali menjelajahi sisi terdalam gw buat nulis. whatever it sound . hehehe . smangad banget hr ni, padahal sebenernya gw capek bgt . blom da ksempatan bwat plg . blom ada waktu bwat tidur siang . 'haha. realii a keboo!' tapi senenk bgt drtd ngomongin masa-masa depan gw yg bakal gw laluin dengan hectic . weird?! yeph. karena gw lbh suka sibuk dibanding gw harus terpuruk dalam kesendirian dan ke-non-gawean . it drives me nuts ! so . one of the dream for next year . one project . masdha carnival 'bangkit dan bersuara' haha ! smoga sukses kawan-kawan . ayo kita bangkit dan bersuara bersama . it's ...

malem minggu kutemukan sebuah tempat enak di jogja

one important note : saia sedang tidak promosi tempat . so, here i am . at 8 :56 p.m at Coffee Break on Jakal. wirh two of my BFF and my lovely ridiculous boyfriend. (he is such a mess, love him so, though. hehehe.) tempatnya enak banget, another cozzy place yg pasti bakal gw sering datengin. nothing special sih. just an ordinary coffee shop. tapi sofa-sofa besarnya, tempatnya yang dingin and cozzy, plus ditambah banyak buku-buku dengan penerangan yang cukup untuk membaca dan belajar pastinya. membuat gw teringat dengan kofie pot , bogor. membuat gw teringat dengan sohib gw yg sekarang dah gag pernah menengok gw lagi. membuat gw teringat jaman-jaman SMA yang bolos sekolahnya ke cafe. membuat gw pengen sendirian disini dan menikmati kesunyian. hahaha. tapi, walopun gw gag sendirian malem ini, gw senenk karena gw ditemenin orang-orang tersayank di malam minggu. ngebuat gw gag merasa sepi dan gag terkurung di ruangan 2x3 itu terus (baca : kamar kost). dan entah bagaimana, tiba-tiba kebia...

"Maaf, apakah saya mengenal Anda?"

Aku ingin membunuhnya. Suara-suara yang meracau ketika aku tengah terbangun. Ikut terdiam ketika aku butuh untuk dinina-bobokan. Aku membencinya karena ia datang ketika aku tidak menginginkannya. Membuatku terjaga dengan kepala berat, Dan sungguh, itu menyebalkan. Aku ingin membunuhnya. Suara-suara gaduh di luar sana. Yang dengan sekejap mata bisa membuat aku melayang tinggi ke surga. Tapi, dengan tak kalah cepat membuat aku jatuh hingga terpeleset masuk ke dalam kubangan. Sungguh keparat! Aku ingin membunuhnya. Suara-suara kacau. Berisik! Hingga ingin aku berteriak di telinganya, "Siapa Anda berani meracau di tiap hari saya?". Aku seperti orang tuli yang ingin mendengar. Aku seperti pencipta orkestra yang membenci biola. Aku seperti orang linglung di tengah orang-orang jenius. Dan, aku benci keadaan itu. Aku ingin membunuhnya. Suara-suara yang membuatku merasa demikian. Aku ingin membunuhnya. Suara yang membuat hati ini bergejolak. Ingin muntah. Ingin lari. Ingin hilang. Hin...