Skip to main content

one missed birthday

Ring . ring .

Pukul 06.00.

Aku terbangun dengan kepala sedikit pusing. Bingung karena tak merasa memasang alarm yang akan membangunkanku di pagi buta ini.

Kuraih handphone mungil itu dan melihat tulisan di layarnya. Yagh, memang bukan alarm. Hanya reminder.

‘Sarah’s birthday.’

Dengan segera aku buka phonebookku yang sudah tak terhitung lagi ada berapa banyak nama yang terpampang disana. Ada! Nomor telepon Sarah di negeri seberang itu. Tapi, masihkah ia menggunakan nomor ini? Kuurungkan niatku dan segera menuju menuju shortcut Facebook dan mencari namanya diantara 1000 nama lainnya.

Tidak ada!

Aku mencoba membuka semua foto dan notes mengenai dia.

Tidak ada!

Kemana dia?

Namun ternyata rasa penasarannya termakan oleh rasa kantuk yang masih luar biasa. Aku kembali tertidur dan melupakannya dengan segera.

Siang ini sepi. Aku hanya duduk sendiri di area kampus yang selalu bisa membuatku tidak merasa sendiri walaupun pada kenyataanya tempat itu memang sepi.

Terlintas tiba-tiba mengenai apa yang kubaca tadi pagi.

‘Sarah’s birthday.’

Teringat tiba-tiba kenangan polos di masa aku masih mengenakan seragam putih abu-abu. Berusaha untuk mencari sosok aku yang sesungguhnya. Berusaha bergelut dengan berbagai macam persoalan. Mencoba untuk tidak menyesali hal-hal bodoh yang waktu itu aku lakukan. Dan hanya ia dan teman-teman dekatku saja yang mempercayai aku dan mendampingi aku. Juga menerima aku yang masih berantakan itu.

Mengingat kembali kejadian bodoh setelah kelulusan. Saat aku mengunjunginya di ibukota. Mabuk bersama sambil menghisap batangan penuh nikotin. Merasa bahwa kami sudah dewasa. Melakukan hal-hal bodoh lain dan selalu bersemangat untuk saling bertukar cerita. Awal dari perpisahan kami.

Mengingat sekali lagi keputusan-keputusan kami untuk meninggalkan kota kecil kami dan berusaha untuk keluar dari kekang jeruji pagar rumah. Berusaha keras mencari yang kami namakan kebebasan yang tak kami ketahui dengan pasti artinya.

Tapi, itu adalah dulu. Saat ini, bahkan kami tak pernah lagi bersua. Dan dia menghilang dari Facebook? Hal yang membuatku ingin mengutuknya karena ia yang dari dahulu memintaku untuk membuat account itu dan kuperjuangkan sampai sekarang.

Malam sudah tiba. Sudah hampir tengah malam. Aku belum bisa tidur.

Teringat kembali semua renungan itu. Aku gelisah. Mencari-cari dimana sosoknya berada. Menyesali mengapa aku tak pernah berusaha untuk mencarinya dari dahulu. Menyesali mengapa aku bisa kehilangan seorang sahabat lagi.

Tengah malam telah tiba.

Aku masih terpaku diam. Menyimpan kata-kata yang harusnya aku ucapkan untuknya beberapa menit yang lalu.

“Selamat ulang tahun, Sarah.”

19 Mei 2010

Comments

  1. Git. I've just read this.
    Makasih banget. Sumpah gw terharuuuu. (T_T)
    Maapin gw udah menghilang dari dunia maya. Tapi gw udah balik lagi kok.

    ReplyDelete
  2. Gosh .. and it takes almost a year to realize kalo ternyata lu baca posting gw ini . . huhu ..
    miss u so sarchie !!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

a new beginning of friday night

finally . gw memulai resolusi tahun baru gw dengan lebih awal . yeph . gw berencana untuk kembali menulis lagi taun depan. 'moga-moga beneran bisa berjalan lancar' (cross finger!) yah . akhirnya di jumat malem ini, gw tiba-tiba dapet smangat baru . so here i am . at momento cafe with my boy, and other boy friends gw mulai sign up lg buat blog baru dgn harapan gw bisa kembali menjelajahi sisi terdalam gw buat nulis. whatever it sound . hehehe . smangad banget hr ni, padahal sebenernya gw capek bgt . blom da ksempatan bwat plg . blom ada waktu bwat tidur siang . 'haha. realii a keboo!' tapi senenk bgt drtd ngomongin masa-masa depan gw yg bakal gw laluin dengan hectic . weird?! yeph. karena gw lbh suka sibuk dibanding gw harus terpuruk dalam kesendirian dan ke-non-gawean . it drives me nuts ! so . one of the dream for next year . one project . masdha carnival 'bangkit dan bersuara' haha ! smoga sukses kawan-kawan . ayo kita bangkit dan bersuara bersama . it's ...

"Maaf, apakah saya mengenal Anda?"

Aku ingin membunuhnya. Suara-suara yang meracau ketika aku tengah terbangun. Ikut terdiam ketika aku butuh untuk dinina-bobokan. Aku membencinya karena ia datang ketika aku tidak menginginkannya. Membuatku terjaga dengan kepala berat, Dan sungguh, itu menyebalkan. Aku ingin membunuhnya. Suara-suara gaduh di luar sana. Yang dengan sekejap mata bisa membuat aku melayang tinggi ke surga. Tapi, dengan tak kalah cepat membuat aku jatuh hingga terpeleset masuk ke dalam kubangan. Sungguh keparat! Aku ingin membunuhnya. Suara-suara kacau. Berisik! Hingga ingin aku berteriak di telinganya, "Siapa Anda berani meracau di tiap hari saya?". Aku seperti orang tuli yang ingin mendengar. Aku seperti pencipta orkestra yang membenci biola. Aku seperti orang linglung di tengah orang-orang jenius. Dan, aku benci keadaan itu. Aku ingin membunuhnya. Suara-suara yang membuatku merasa demikian. Aku ingin membunuhnya. Suara yang membuat hati ini bergejolak. Ingin muntah. Ingin lari. Ingin hilang. Hin...

Going to China - Shenyang & Changchun

29 Desember 2013 & 30 Desember 2013 Kamis sampai di kota Shenyang. Ada 2 tempat besar yang kami kunjungi, pertama adalah the Imperial Palace dan keesokannya kami mengunjungi the North Tomb. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa terdapat dua istana di China. Yang pertama jelas yang paling besar di Beijing, yaitu the Forbidden City. Tetapi, ternyata di kota Shenyang itu sendiri ada juga istana yang hanya dipakai oleh dua raja, yang mana saya lupa, dan memang lebih kecil dibandingkan yang ada di Beijing. Walau demikian, menurut local guide kami, kurang lebih bentuk dari istana tersebut mirip. Di kota Shenyang, juga terdapat makam raja, seperti di Imogiri begitu. Sayangnya, kami hanya dapat masuk ke bagian-bagian luarnya saja dan tidak pernah melihat bentuk dari makamnya seperti apa. But still, the architecture and the building are great! Setelah itu, pada siang harinya, kami berangkat lagi menuju kota selanjutnya, yakni Changchun. 31 Desember 2013 Kami berjalan...