"Aku takut."
"Takut untuk apa?"
"Untuk mencintai kamu."
"Kamu mencintai aku?"
"..."
"Jangan takut."
"Kenapa?"
"Mengapa takut akan cinta?"
"Karena sakit."
"Tidak,"
"nngg ..."
"cinta tidak pernah menyakiti. Ekspektasi yang menyakitimu."
"Ekspektasi?"
"Ekspektasi untuk kembali dicintai. Ekspektasi untuk mendapatkan apa yang kamu mimpikan. Ekspektasi sebuah adegan yang sempurna."
"Bukankah wajar?"
"Apa yang wajar?"
"Untuk berharap?"
"Betul. Tapi, jangan salahkan cinta jika apa yang kamu mau tidak bisa kamu dapatkan."
"Lalu?"
"Tidak ada yang salah. Karena cinta seharusnya bisa selalu mengerti."
"Sampai kapan harus mengerti? Kenapa tidak boleh meminta untuk dimengerti?"
".. sampai kamu tidak merasa harus menuntut apa-apa. Untuk bisa mencintai dengan merdeka. Tanpa takut apapun. Tanpa rasa lain .. hanya cinta."
"Mana ada manusia yang seperti itu?!"
"Ada."
"Siapa?"
"Aku, aku yang mencintai kamu seperti itu."
Comments
Post a Comment