Skip to main content

Mengingat keberadaanmu dalam ketidakberadaan ...


Ketika waktu sudah dengan cepat bergulir, terkadang aku lupa sudah sampai mana kita berada. Mungkin, sudah cukup lama. Cukup lama aku terjebak dalam rutinitas kejemuanku dalam segala macam kewajibanku. Cukup lama .. hingga aku mulai mengacuhkan keabsenanmu dalam keseharianku.

Terkadang, ingatan itu sering muncul di dalam pikiranku. Dimana kamu dulu biasa menyapaku setiap pagi. Melewati pagar halaman rumahku, berpura-pura kalau kita pergi ke sekolah yang sama dan mengajakku berangkat bersama sepeda tuamu.

Dulu, kamu juga biasa menyisipkan pesan-pesan berisi limpahan kalimat-kalimat motivasi, yang aku pikir lebih mujarab dibandingkan motivator di televisi itu. Kamu selalu berusaha untuk menularkanku bara semangatmu yang aku sendiri tidak tahu mengapa terus menyala.

Ketika waktu akhirnya bergulir dan usia kita beranjak dewasa, kamu juga selalu sibuk untuk mengirimiku pesan singkat dengan ucapan "Selamat pagi, Nona!". Hanya untuk mengingatkanku bahwa kamu benar-benar ada dan nyata.

Kiriman limpahan e-cardmu yang konyol dan lucu, selalu bisa membuat aku tertawa ketika setumpuk tugas kuliah mulai membebani pikiranku yang jemu. Kamu selalu tahu bagaimana membuat aku bisa berdansa di dalam hujan.

Sampai akhirnya aku sadar bahwa waktu memang bergulir dengan cukup cepat. Cukup cepat untuk membuat aku tidak sadar bahwa kiriman ucapan 'selamat pagi' itu tidak lagi masuk di inbox telepon genggamku. Membuat aku lengah untuk tersadar bahwa semua pesan di e-mailku hanyalah pesan-pesan bisnis dan mailist dari klien-klienku. Cukup membuat aku terlena bahwa kamu menyelinap pergi dari kehidupanku.

Samar-samar aku sering mengingatmu dari pedaran namamu yang selalu menyala di account messengermu. Atau, hanya dari kalimat-kalimat konyol yang memenuhi status-statusmu di social network.

Tapi, kamu hanya disana. Ada diantara ketiadaanmu. Tidak lagi mengisi hariku dan memberi sunggingan senyum seperti yang dulu sering kamu lakukan. Menjadi mood buster di hari-hari mendungku. Sekarang, kamu tidak lagi seperti itu.

Sering dulu kita mencoba menghitung jam pasir yang tak jua habis. Namun, saat ini, seakan-akan 24jam sehari pun tidak pernah terasa cukup untuk mengerjakan semuanya.Apalagi hanya untuk dihabiskan bersama kamu dengan terlentang di atas hamparan pasir dan menghitung bintang-bintang. Waktu, tidak lagi cukup untuk itu.

Tapi, malam ini..ketika aku mulai mencoba menyalakan radio tua pemberianmu, aku kembali mengingat kamu. Semua tentang kamu dan kita. Masihkah kamu ingat aku seperti dulu dan merindukan aku dalam keseharianmu yang aneh?

Waktu memang sudah bergulir dengan cepat.
Hal-hal banyak yang berubah. Kamukah salah satunya?

Comments

  1. kunjungan gan .,.
    Menjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

A new perspective

Someone once told me that there is nothing wrong with changes. He said that it would give me new perspective. He said, with me being away, it would makes me appreciate the thing that I had before. And yes, sure, Lately, I have been feeling it to be true. To be away with the things that I used to hold on - makes me realize that I have been spoiled. And now, I need to learn how to survive. To learn how to be brave again. And, sometimes, inevitably -- learning how to be OK with the sound of nothingness. Of course, once in a while, I envy those people who are still surrounded by luxury things. Obviously, I would constantly complain about the absence of my old routine. And, also sometimes, I would try to run away -- find the best escape route, just to get rid of the pain. How I hate changes. I wish some things were just stay the same -- forever. But then, I won't ever learn how to fly higher. I won't grow. But then, I also kind of asking my self, ... do I real...

one missed birthday

Ring . ring . Pukul 06.00. Aku terbangun dengan kepala sedikit pusing. Bingung karena tak merasa memasang alarm yang akan membangunkanku di pagi buta ini. Kuraih handphone mungil itu dan melihat tulisan di layarnya. Yagh, memang bukan alarm. Hanya reminder. ‘Sarah’s birthday.’ Dengan segera aku buka phonebookku yang sudah tak terhitung lagi ada berapa banyak nama yang terpampang disana. Ada! Nomor telepon Sarah di negeri seberang itu. Tapi, masihkah ia menggunakan nomor ini? Kuurungkan niatku dan segera menuju menuju shortcut Facebook dan mencari namanya diantara 1000 nama lainnya. Tidak ada! Aku mencoba membuka semua foto dan notes mengenai dia. Tidak ada! Kemana dia? Namun ternyata rasa penasarannya termakan oleh rasa kantuk yang masih luar biasa. Aku kembali tertidur dan melupakannya dengan segera. Siang ini sepi. Aku hanya duduk sendiri di area kampus yang selalu bisa membuatku tidak merasa sendiri walaupun pada kenyataanya tempat itu memang sepi. Terl...

Mimpi saya untuk mereka - penolong skripsi saya!

Beberapa hari belakangan ini, saya jadi teringat komentar teman-teman atau orang-orang yang bertanya tentang tugas akhir saya. Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sangat klise dan bisa saya jawab apa adanya. Karena penelitian saya berhubungan dengan orang Tunarungu, dan ternyata pas nya lagi, di try out saya yang (Alhamdulilah) ke-tiga kalinya, saya diminta untuk ganti metode sama dosen pembimbing saya. Pada awalnya, cara saya mengambil data adalah dengan metode survei dengan mengisi skala/kuestioner, lalu, karena data saya tak kunjung valid, dosen pembimbing saya yang pantang menyerah dengan penelitian saya, mengusulkan saya untuk mengambil metode wawancara untuk mengambil data. http://maxcdn.fooyoh.com Pertanyaannya adalah: "Bagaimana cara mewawancara mereka?" Pertanyaan itu sering sekali ditanyakan oleh orang-orang yang tahu mengenai seluk-beluk skripsi saya. Ada yang keheranan, ada yang merasa itu cukup mustahil, ada yang merasa saya ini becanda, atau bahkan a...