Kamu ingat, aku dulu pernah berkata mengenai sebuah rasa yang masih tertinggal. Ini bukan romantisme - bukan sebuah kata cinta. Rasa ingin seperti sebuah sayatan. Ada - dan bahkan terasa, namun cukup kecil untuk dilupakan. Seperti sariawan yang berada di dinding mulut. Mengganggu. Tapi, jika didiamkan maka bisa saja terhiraukan. Namun akan sedikit membuat bibir ini mengernyit, ketika kemudian tergelitik oleh gerak lidah. Terkadang rasa itu hilang. Ketika melihat kamu datang dan tersenyum ke arahku. Entah ada daya magis apa yang tertanam disana, yang bisa dengan segera membuat rasa itu enyah -- walau kemudian, kembali datang. Ingatkah kamu aku pernah mengatakannya? Dan sungguh aku ingin dunia -- untuk membuat aku mencintai kamu, karena seakan-akan seluruh alam semesta berlomba-lomba untuk mempertemukan aku dan kamu. Nah, disaat yang sama, alam semesta juga yang menentang kita untuk bersama. Karena - dari sisi nalar apa, air dan api bisa bersatu? Karena - entah di...